Peribahasa "sawang sinawang" memang cukup terkenal di kalangan masyarakat Jawa dan sering dijadikan pedoman hidup. Kalimat tersebut mengandung makna bahwa apa yang terlihat tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Dalam konteks bahasa Indonesia, peribahasa ini bisa diartikan sebagai "tampak luar tidak selalu mencerminkan isi sebenarnya."
Dalam kehidupan sehari-hari, fenomena ini memang sering terjadi. Seseorang bisa terkesan atau memberikan penilaian hanya berdasarkan apa yang terlihat secara kasat mata, tanpa memahami atau menghayati situasi secara lebih mendalam. Hal ini menjadi semakin relevan dalam era modern, di mana penilaian seringkali didasarkan pada aspek materi dan penampilan visual.
Penting untuk menjadi lebih bijak dalam menilai situasi atau orang, tidak hanya berdasarkan apa yang terlihat. Keterampilan untuk melihat lebih jauh, memahami dengan lebih mendalam, dan menggunakan nurani dalam memberikan penilaian menjadi kunci untuk menghindari kesalahan penilaian yang mungkin muncul akibat hanya bergantung pada penampilan fisik atau materi.
Dengan keberhati-hatian dan kebijaksanaan dalam menilai, seseorang dapat menghindari kesalahan penilaian yang dapat membawa konsekuensi negatif. Oleh karena itu, peribahasa "sawang sinawang" dapat menjadi pengingat penting untuk selalu melibatkan pemikiran dan perasaan yang lebih dalam dalam setiap penilaian kita terhadap orang atau situasi di sekitar kita.
Referensi : Nilai nilai budaya sawang sinawang